31 Januari 2008

Recca Photo Koleksi 1


1. Ahmad Recca Al-Fath Yustitia


2. Orang yang terpuji dengan semangat kemenangan


3. Waktunya mandi (masih di Rumah Sakit Ibu & Anak)


4. Dimandikan oleh suster rumah sakit nich...


5. Sedikit nangis tapi wangi doong..


6. Sudah segar dan bersih sudah tidak menangis lagi


7. Masih dibedong nich... (Emang di bedong masih boleh ya?)


8. Papanya Recca nich..hehehe.. biz mamanya masih lemas


9. Masuk ke inkubator lagi biar hangat


10. Kasihan ya Recca tidur sendiri di inkubator


11. Sudah pulang kerumah (Pondok Kopi)


12. Habis pulang dari RSIA Hermina


13. Tempat tidur Recca nich....


14. Biar mandiri tidur sendiri...


15. Mirip siapa ya??? Papanya or Mamanya?


16. Waah Reccanya ngompol nich...

Akhirnya Kakakku Menikah Juga...


1. Menikah dengan adat minang


2. Kakakku ini udah nga sendiri lagi dech...


3. Bareng photo sama keluarga kandung


4. Pendamping pengantinnya ibuku (alm) diganti sama tanteku


5. Photo keluarga besar (kurang satu karena kakak ipar lagi sakit)


6. Photo keluarga besar dari istriku


7. Terasa aneh nich pakaiannya adat minang yang benar sih china & Madura...


8. Istriku baru habis melahirkan jadi sedikit gemuk

14 Januari 2008

Produk-Produk Pigeon



Berbicara tentang anak yang akan terucap adalah rangkaian kalimat penuh kasih dari orang-orang di sekitarnya, terutama sang Ibu. Dengan penuh cinta seorang ibu akan menjaga dan membesarkan bayinya hingga menjadi sosok dewasa di kemudian hari.

Ikatan cinta ibu dan anak itulah yang ditangkap dengan jelas oleh Pigeon. Simak saja lambangnya, huruf "P" yang dibentuk dari hati yang dibalik, dan lingkaran di bagian tengahnya pun menggambarkan hati. Dua hati dalam satu simbol ini menggambarkan hati ibu dan bayi yang disatukan oleh cinta. Itulah yang ingin disampaikan oleh Pigeon melalui simbolnya.

Saat beberapa waktu lalu saya menyinggahi Pigeon, terdapatlah puluhan jenis produk perawatan bagi bayi dan ibu. Pengelompokkan produk Pigeon pada dasarnya terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu toiletries, asesoris, dan produk untuk ibu.

Dijelaskan toiletries yang terdapat di Pigeon mencakup sabun mandi, bedak, shampoo, hair lotion, dan baby oil, yang kesemuanya memang dikhususkan bagi bayi. Sedangkan yang dikelompokkan menjadi asesoris antara lain botol susu, nuts cleaner, sikat gigi, sisir, termometer, stream sterilizer, dan lainnya. Dan yang dikelompokkan sebagai produk bagi ibu diantaranya breast pump, feeding set, dan penyerap ASI.

Menyadari keunggulan kualitas merupakan nilai utama dari produk yang diberikan bagi bayi dan ibu, Pigeon selalu menjaga kualitas setiap produknya. Saat ini dengan teknologi terkini yang dikembangkan, Pigeon menyediakan botol susu peristaltik niple, dengan dot yag lentur dilengkapi regulator untuk menghindari bayi tersedak saat minum susu. Begitu juga dengan stream sterilizer dengan berbagai ukuran yang berbeda. Anda bisa mensterilkan botol susu putra-putri Anda sekaligus 3 hingga 8 botol dalam sterilizer berbagai ukuran yang tersedia di Pigeon.

Download PDF: http://www.box.net/shared/t1yvr5ht18

Pernikahanku












Pada hari Sabtu tanggal 23 Desember 2006 merupakan hari yang berbahagia pada kami berdua, di mesjid AL' BINA GELORA BUNG KARNO Jl. Pintu Satu Komplek Gelora Bung Karno Senayan Jakarta merupakan saksi bukti ketulusan kami berdua dalam mewujudkan dan menjalankan sunnah ibadah syariat agama kami Pernikahan. "Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui"(An-Nur:32).

Aku Dan Saudaraku



Saya lahir di Jakarta pada tanggal 7 Februari 1974 tempat tinggal pertama kali di Jakarta Pusat Kelurahan Kartini dan sekarang bertempat tinggal di Pondok kopi Jakarta Timur semenjak tahun 1984 yang waktu itu saya masih Sekolah Dasar duduk di kelas 5. Pekerjaan bapak saya adalah seorang karyawan di suatu Bank Swasta dan ibu saya sebagai ibu rumah tangga. Di keluarga Saya adalah anak ke-4 dari empat bersaudara, yang pertama adalah abang saya laki-laki dengan nama dr. Rinaldi Prawiranegara SpA, yang sekarang bekerja di RSPI Sulianti Saroso Jakarta Utara dan kedua adalah abang saya laki-laki dengan nama Drs. Rizal Nusaputra, yang bekerja sebagai pengelola Jasa Tenaga Kerja (PJTKI) serta kakak saya adalah ketiga perempuan dengan nama Chriestien Yustitiani, SE yang bekerja sebagai BM Danamon cabang Artomoro Rawamangun Jakarta.



Dulu saya kuliah di Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta mengambil jurusan Teknik Industri perminatan Teknik Elektro angkatan tahun 1993. Dan sekarang ini saya bekerja di perusahaan Teknologi Informasi PT. Cipta Data Informasi (www.ptcdi.co.id), Saya bergabung diperusahaan ini sejak tahun 2006 yang lalu.

Di akhir tahun 2006 saya menikah dengan Istiqomah, adalah hasil komitmen berdua untuk melangkah berumah tangga karena kami sudah berkenalan lebih dari 1 tahun. Pada tanggal 23 Desember 2006 saya mengucapkan Ijab Qobul yang diadakan akad nikah di Mesjid Al' Bina Gelora Bung Karno beserta resepsi pernikahan pada malam hari ditempat yang sama.



Di akhir tahun 2007 saya mendapatkan amanah kelahiran putra pertama yang bertepatkan denga hari pernikahan kami yaitu tanggal 23 Desember 2007. Keberuntungan ini menandakan adalah kado teristimewa pernikahan kami yang pertama.


12 Januari 2008

Kelahiran Putra Pertama Kami



Ahmad Recca Al-Fath Yustitia, nama yang kuberikan setelah istriku melahirkan putra pertama kami dengan berat 2,9 Kg dan panjang 52 cm melalui operasi SC (Sectio Caesar). Pada tanggal 21 Desember 2007 yang lalu kami mau berniat kontrol kehamilan yang dilakukan rutin setiap minggu mendekati hari-hari kelahiran yang sudah direncanakan sama dokter sekitar tanggal 19/20 Desember 2007 tetapi sang istri belum terlihat tanda-tanda untuk melahirkan minimal mules-mules maupun terjadi pembukaan. Setelah lewat waktu yang ditentukan tangal 19 atau 20 Desember 2007, kami melakukan kontrol ke dokter untuk melihat kondisi dan posisi bayi, dimana kontrol sebelumnya posisi bayi masih sungsang alias kepalanya masih diatas. Berniat untuk melahirkan belum terpikir sama sekali sampai dokter memeriksanya teliti dengan bantuan USG, seketika itu dokter sangat kaget karena dari pengalaman dia berkarir perhitungan selalu tepat untuk tanggal kelahirannya. Tetapi untuk masalah ini dokter mengajurkan untuk dipaksa keluar dengan bantuan Infus (istilahnya sebagai perangsang yang timbulnya mules) dan apalagi air ketubannya sudah mulai habis. Pada waktu itu kami harus memutuskan dengan cepat karena ini menyangkut istri dan anakku serta pada waktu itu kami sangat panik dibuatnya (karena ini pengalaman pertama bagi kami). Akhirnya pada jam 22.30 WIB tanggal 21 Desember 2007 istriku mulai rawat inap di rumah sakit untuk menjalani infus dan kami mulai mengkabarkan kesemua keluarga besar kami. Menjelang pagi dan siang kami menunggu effek dari infus tersebut menurut dokter maupun suster seharusnya sudah terlihat tanda-tanda mules-mules atau pembukaan, tetapi sampai malam lagi pun belum terlihat tanda-tandanya.

Pada malam hari tanggal 22 Desember 2007 kami mulai gelisah dan stress, kenapa infusnya belum bereaksi sudah 4 botol infus dan itu yang terakhir. Apakah karena fisik istriku yang kuat atau karena obat/dosis yang tidak manjur. Pada akhirnya pagi hari tanggal 23 Desember 2007 istri mulai panik dan meminta dosis yang lebih tinggi pada dokter. Sekarang bukan lagi di infus melainkan di induksi (suatu obat yang dimasukkan ke dinding vagina) tujuannya ini adalah mempercepat proses penghancuran dan mempercepat proses pembukaan. Setelah 3 jam pemakaian sudah mulai tanda-tanda mules dan sakit tapi semua itu masih tertahan tetapi setelah arah jam masuk 13.00 WIB, istriku mulai kewalahan karena sakitnya mules terasa sangat sangat luar biasa. Pukul 16.00 WIB istriku mulai teriak-teriak dan dia mulai mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas karena penderitaan dan kesakitan yang dialaminya sangat tidak pernah dirasakan sebelum. Karena rasa kasihan (waktu itu sudah pembukaan 5 lebih) kami memutuskan untuk melakukan operasi caesar secepatnya dan operasi itu dapat dilakukan pada jam 19.00 karena operasinya dadakan, rumah sakit harus menelepon dokter-dokternya. Pukul 19.00 WIB semua dokter berkumpul dan mulai melakukan operasi, sebelumnya kami menelepon semua keluarga besar kami yang turut hadir menemani dan mendoakan kami.

Pada jam menunjukan pukul 20.00 WIB, kami yang berada diluar mendengar suara tangisan bayi. Secara sepontan semua yang menunggu bersorak mengucapkan syukur dan langsung itu juga (sebelum masuk ke inkubator) telinga bayi tersebut kami Adzan dan iqomah dan setelah itu kami mengikrarkan nama bayi tersebut didepan keluarga besar kami, AHMAD RECCA AL-FATH YUSTITIA yang mempunyai makna Orang yang Terpuji dengan semangat Kemenangan. Setelah jam mendekati 21.00 WIB dokter mulai keluar dan mengumumkan kondisi bayi tersebut sehat serta istriku juga, berat bayi 2900 gram (2,9 Kg) dan panjang 52 cm. Dan dokter tersebut mengatakan bahwa dia kesulitan juga untuk mengeluarkan bayi tersebut dari perut istriku sehingga kepala bayiku sedikit lonjong karena ditekan untuk keluarnya.

Semua pengalaman ini kami simpan dan kami pelajari untuk mengambil atau keputusan yang tepat, diantaranya:
  1. Periksa dahulu posisi bayi jika ingin melahirkan kondisi normal.
  2. Lihat dengan teliti kondisi persediaan air ketuban dan panjang tali pusar pada saat di USG.
  3. Periksa juga kondisi kesehatan dan kesiapan istri.

Jika tidak memungkin normal atau sedikit masalah dengan normal putuskan dengan menggunakan operasi SC ini supaya menghindari kesakitan yang lebih pada istri dan menghemat biaya jika ujung-ujung solusinya operasi SC sebagai jalan terakhir. Sebelumnya tali pusar bayi kami hanya sejengkal tangan orang dewasa (normalnya 3 jengkal tangan) ini tidak diketahui sama dokternya (di USG dapat terlihat tali pusar bayi) jika kondisi tersebut kemungkinan bayi tidak bisa keluar walapun pembukaannya terjadi normal. Dan jangan menggunakan cara induksi pada sang istri karena ini membuat dia menderita sangat sakit sekali serta semua biaya menjadi membengkak (niat kami adalah normal dengan biaya hemat) disebabkan terjadi proses tahapan penanganan tindakan yang harus dibayar per tindakan.